And when it was said that the promise of Allah was true, and that the Hour, there was no doubt about its (coming)

Tuesday, June 14, 2011

Laman Web Yang Disekat

This summary is not available. Please click here to view the post. Best Blogger Tips

Kartun Avatar Adaptasi Dari Cerita Khilafah Kita?

"Air, Api, Tanah, dan Udara, dahulu keempat negara hidup dengan damai, namun semuanya berubah saat negara api menyerang. Hanya Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen yang dapat menghentikannya. Namun saat dunia membutuhkannya dia menghilang.
Beratus tahun kemudian aku dan abangku menemukan seorang avatar muda yang baru. Seorang pengendali udara bernama Aang. Walaupun ilmu pengedalian udaranya sangat bagus, namun dia masih memerlukan banyak waktu untuk menguasai semuanya, Tapi aku yakin, Aang dapat menyelamatkan dunia".
Hmmm... Sahabat sekalian, kamu semua tentu sudah tidak asing dengan cerita di atas tadi. Masih ingat tak? Pasti ingat punya, yang pasti itu bukan cerita nenek kebayan. Kalau ada yang meneka, "Itu cerita
Avatar the Last Air Bender Legend atau Avatar si Pengendali Udara!" Itu betul sekali, tahniah di atas ketepatan tekaan anda.
Ok kalau begitu, anda sudah kenal kan cerita kartun Avatar? yang meminati kartun pastilah tahu. Tipulah kalau anda semua si peminat anime atau kartun tak tahu. Betul tak?. Jadi, di sini kita bukanlah berbincang tentang bagaimana hebatnya si Avatar tu. Asalkan anda semua sudah menonton cerita tersebut, dan pasti sudah tahu bagaimana kehebatan Aang. Walaupun Aang masih kecil tapi sangat berani dan hebat, menguasai semua ilmu bela diri lagi. Apalagi disebut di awal, dia sebagai "penyelamat dunia".
Di sini saya akan bawakan cerita singkatnya sahaja, dalam episod "The Boy in the Iceberg," dua remaja dari Suku Air Selatan yang bernama Katara, seorang pengendali air dan abangnya yang bernama Sokka, menemukan Aang dalam sebuah bongkah ais, kemudian mereka membebaskannya. Aang adalah seorang kanak-kanak dan berkebolehan mengendali udara yang merupakan seorang Avatar.
Selama seratus tahun Aang terkurung di dalam bongkahan ais, setelah ia bertemu dengan badai saat dirinya melarikan diri dari Kuil Udara selatan karena dia merasa kebingungan dan tertekan setelah dia diberitahu akan terjadi perang antara bangsa, sehingga seorang Avatar diperlukan.
Dari penjelasan, kedua adik beradik (Sokka dan Katara) itu Aang tahu bahwa selama ia menghilang, ketakutan para pendahulunya akan terjadinya perang telah menjadi kenyataan. Bertahun-tahun selama ia melarikan diri, Negara Api yang menjadi rumah para pengendali api, mengadakan perang menggempur tiga bangsa lainnya, iaitu Kerajaan Bumi, Suku Air, dan Pengembara Udara.
Seluruh kuil udara dihancurkan, termasuk Pengembara Udara, semuanya dimusnahkan supaya Avatar tidak boleh kembali lagi. Hal itu menyebabkan Aang menjadi pengendali udara terakhir di muka bumi. Karena dia seorang Avatar, sudah merupakan kewajibannya untuk mempelajari pengendalian empat unsur, agar boleh mengalahkan Raja Api dan membawa kembali kedamaian dan keharmonian di muka bumi. Jadi untuk memikul tugas tersebut, Aang ditemani oleh Katara dan Sokka, bersama dengan dua haiwan peliharaannya, Momo dan Appa untuk mencari ahli pengendalian unsur-unsur dan belajar untuk menjadi seorang Avatar, dan pada masa yang sama mereka harus menghindari usaha penangkapan oleh pihak Negara Api (Lihat wikipedia, Avatar: The Legend of Aang).
Avatar versus Khilafah.
Wahai sahabat sekalian, tahukah anda sekiranya kita berlepas dari adanya pengaruh unsur-unsur budaya tertentu, dan ritual agama tertentu cerita Avatar ini hampir mirip dengan sejarah dan realiti umat Islam?. Macam ini, sekiranya kita melihat cerita Avatar tersebut dan hayati semula dalam-dalam, kita sebagai seorang pemuda Muslim harus refresh kembali dan pasti akan teringat dengan pemimpin umat (khalifah) yang mestinya ada sebagai pelindung umatnya seperti mana dalam alunan sejarah yang telah membuktikan 1300 tahun lamanya islam pernah memimpin dunia (khilafah).
Cuba saja anda semak paparan Katara pada setiap awal episod di cerita Avatar tersebut.
"Air, Api, Tanah, dan Udara, dahulu keempat negara hidup dengan damai, namun semuanya berubah saat negara api menyerang. Hanya Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen yang dapat menghentikannya."
Kenapa ya dulunya bangsa-bangsa tersebut damai? Tentu saja hal itu terjadi karena memang mereka hidup di bawah kepemimpinan seorang Avatar dan tidak ada satu pun negara yang serakah. Tetapi dengan kesombongan dan kebongkakkannya, negara api menyerang negara-negara lainnya. Akhirnya, kedamaian pun hilang. Yang ada hanyalah pembunuhan, penyiksaan, ketamakan memonopoli kekuasaan, penahanan, dan kerusakkan lainnya.
Di dalam animasi Avatar itu pun disebutkan bahawa semua kerosakkan tersebut hanya dapat dihentikan oleh seseorang yang disebut dengan Avatar. Memang betul sejak dahulu, Avatar senantiasa ada. Setiap kali Avatar yang satu mangkat, selalu digantikan oleh Avatar berikutnya. Dialah yang mampu menyatukan kembali bangsa Air, Api, Tanah dan Udara.
Tetapi, ketika kedamaian itu tidak ada, seorang Avatar yang diperlukan tersebut ternyata menghilang. Yang akhirnya, derita yang menimpa bangsa Air dan bangsa Tanah terus berlangsung..
Sahabat, cuba singkap kenyataan-kenyataan tersebut, sama tak cerita Avatar itu dengan cerita realiti atau kenyataan kita? Ya benar ini sangat serupa dengan apa yang menimpa dunia Islam hari ini. Kalo boleh kita ubah sikit cerita awal tersebut dengan versi nyata dunia Islam, bunyinya jadi begini,
"Dahulu kala, negeri-negeri bersatu dari Spanyol hingga Melayu hidup dengan kedamaian dan kebahagiaan dalam sistem Khilafah. Namun, semuanya berubah setelah kaum kafir harbi menyerang dari segala sisi, baik mental mahupun fizikal."
Benar kan, dulu kita umat Islam, bersatu dengan aman dan dalam mulai dari Spanyol hingga nusantara ini bersatu padu di bawah satu kepemimpinan yang menyatukan mereka, iaini Khilafah. Seorang Khalifah, pempimpin negara Khilafah, telah menjadi payung dan perisai pelindung umat. Umat ini berwibawa dan disegani saat kita hidup di bawah naungan Khilafah.
Islam pernah menguasai 2 per 3 daripada dunia. Demikian pula, awal mula peradaban mulia itu diawali oleh Islam. Termasuk di dalamnya dalam penguasaan sains dan teknologi yang meningspirasi dunia Barat. Dunia mengakui hal ini. Cuba kita sama-sama semak pengakuan seorang pengusaha di sebuah perusahan komputer ternama di dunia. Carly Fiorina, CEO Hewlett-Packard (HP), menulis:
"Dulu pernah ada sebuah peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban itu mampu menghasilkan sebuah negara super yang membentang dari samudera ke samudera, dari daerah sub-tropik hingga ke daerah tropik dan gurun. Dalam wilayah kekuasaannya, tinggal ratusan juta warganya, yang tediri dari berbagai kepercayaan dan bangsa.
Salah satu dari sekian banyak bahasanya menjadi bahasa universal dan menjadi jambatan penghubung antara warganya yang tinggal di berbagai negeri. Tenteranya tersusun dari orang-orang yang berlainan kebangsaanya. Kekuatan tenteranya mampu memberikan kedamaian dan kesejahteraan yang belum pernah ada sebelumnya. Jangkauan armada perdaganganya membentang dari Amerika Latin sampai ke Cina, serta daerah-daerah yang berada di antara keduanya.
Kemajuan peradaban ini sangat ditentukan oleh berbagai penemuan yang diraih oleh para pakarnya. Para arkiteknya mampu mereka bangunan melawan hukum graviti. Para pakar matematiknya menciptakan aljabar; juga algoritma yang menjadi pengembangan teknologi komputer dan penyusunan bahasa komputer, para doktornya mempelajari tubuh manusia hingga mampu menemukan berbagai ubat untuk menyembuhkan beraneka ragam penyakit.
Para pakar astronomiya mengamati langit, memberikan nama bintang-bintang, serta merintis teori seputar perjalanan dan penelitian ruang angkasa. Ketika bangsa-bangsa lain khuwatir terhadap munculnya berbagai pemikiran, peradaban ini justru memacu kemunculan beraneka ragam idea dan gagasan. Ketika tindakan keras seringkali mengancam keberadaan ilmu pengetahuan, peradaban ini justru melindungi, mempertahankan, serta menyampaikannya kepada umat-umat lain.
Peradaban barat modern mendapatkan banyak manfaat dari kemajuan ini. Peradaban yang saya maksudkan adalah dunia Islam dari tahun 800 M sampai dengan 1600 M, termasuk di dalamnya wilayah Negara Khilafah Utsmaniyah, Baghdad, Damaskus dan Kairo, demikian pula masa-masa para pemimpin yang cemerlang, seperti Khalifah Sulaiman yang perkasa.".
Nah betul tak apa yang dinyatakan bahawa Avatar itu cerita betul, dan inilah sebuah kehidupan sebenar avatar?
Tetapi semuanya kini berubah. Setelah perencanaan yang panjang akhirnya, kuasa barat berhasil merobohkan kekuatan umat Islam. Tepatnya pada tanggal
3 Mac 1924, institusi pemersatu umat itu dibubarkan oleh seorang pengkhianat yang bernama Mustafa Kemal Pasha at-Turk. Sejak itulah, dunia Islam memburam. Kuasa barat menyuntikkan senjata racun yang mematikan kepada tubuh umat Islam, termasuk generasi muda. Senjata ini pula yang telah digunakan oleh barat dalam membunuh Khilafah tersebut.
Senjata yang dimaksudkan adalah idea-idea Barat yang hingga kini terus menerus dipaksakan kepada generasi muda muslim, seperti idea kebebasan, hak asasi manusia, nasionalisma, sekularisma (pemisahan agama dari kehidupan), demokrasi, dan idea-idea busuk lainnya.
Ketika kaum Muslim tidak lagi berada dalam pangkuan Khilafah, satu demi satu negeri kaum Muslim terpecah belah, yang disekat-sekat oleh ikatan nasionalisma. Dengan ini kuasa barat berleluasa menjajah dan menjarah negeri-negeri kaum Muslim bahkan hingga ke hari ini.
Saudara-saudara kita di Palestin, Afghanistan, Pakistan, Kashmir, dan negeri-negeri lainnya menjerit meminta pertolongan.
Mereka dibunuhi, tanahnya dirampas, sumber daya alamnya dijarah dan dijajah oleh kaum kafir penjajah tanpa ada pembelaan. Makanya serupa tak dengan cerita Avatar?. Jika di dalam filem Avatar, yang jahatnya adalah si Raja Api, maka hari ini, raja Api itu adalah ibarat Amerika Syarikat (AS) dan sekutu-sekutunya yang terus menerus hingga kini menjajah negeri-negeri kaum Muslim.
Lantas Jom Kita Jadikan Avatar Ini Sebuah Yang Episod Nyata, nak tak?
Seperti halnya di filem Avatar, kejahatan akan segera musnah , dan dengan itu kejahatan dan kemunduran yang menimpa umat Islam pun akan segera berakhir, setelah sang islamic avatar atau the caliphate alias Khalifah yang akan kembali hadir memimpin dunia dalam system pemerintahannya Al Khilafah Islamiyah. Seperti halnya Aang, dia masih muda dan terus berjuang menimba ilmu untuk menjadi sosok avatar.
Begitu juga, hari ini jutaan para pemuda Muslim di seluruh penjuru dunia bahu-membahu untuk kembali mewujudkan sang pembebas dunia dari penjajahan. Mereka bersatu di bawah panji Rasulullah dan menginginkan Khilafah kembali. Kalian tak percaya? Kaji nih kata-kata dalam sebuah lirik rap anak muda Amerika sana yang dibawakan oleh SOA. Dia menyatakan, "Its time to take a STAND! Follow ONLY Allah's Commands! Put Khilafah back on the MAP. IT'S TIME TO BRING ISLAM BACK". Anak muda Muslim Britain juga tidak ketinggalan, mereka menyerukan "Bring Back Islam, Bring Back The Khilafah" dalam sebuah lirik hiphop nya.
Bagaimana dengan para pemuda Muslim di negeri ini? Jadi, pasti harus lebih dari itu. Di negeri David Backham sahaja, para pemuda muslimnya menyerukan Khilafah. Masakan di negeri kita tidak. Malulah saudara-saudara dan saudari-saudari sekalian! Jom mulai hari ini kita pelajari Islam sebagai agama yang lengkap, fahami, amalkan dan dakwahkan.
Seperti halnya Avatar, masih muda tapi terus belajar sekalipun dia adalah orang yang hebat untuk menghentikan segala kejahatan. Kalau ada yang ingin bertanya bila? Ya jawapannya, saat ini juga, sebelum ajal menjemput, hingga Islam berjaya kembali di bawah naungan
KHILAFAH! Insya'allah sedikit waktu lagi.
- Artikel iluvislam.com
Best Blogger Tips

Bila Pejajah Terkejut Tulisan Jawi Dikuburkan...

Semasa bekerja di Queen Mother Lib.rary, saya diminta untuk melayan seorang pengunjung, warga emas Scottish.
Walaupun saya menjangkakan yang umur beliau sudah mencecah umur 70-an dan sudah bertongkat, tetapi datuk Scottish ini kelihatan 'cerah' fizikal dan akal.
Semasa menguruskan kad keahlian perpustaan beliau, banyak soalan diajukan kepada saya.
Antara yang amat menarik perhatian saya ialah:
"Are you jawi people... errr I mean from Malaya?"
"Yes I am from Malaya. We call our country now as Malaysia."
"How do you have a good English (Latin character) writing?"
"Because simply I'd been grown up by this."
"Ohh dear me, I thought Malayan people are still using this Arabic or Quranic font to write their language. I still remember it's called jawi, and even a lot of people call your people as jawi."
Rupa-rupanya pakcik itu, seperti ratusan bahkan mungkin ribuan lagi warga British yang lain, pernah berkhidmat menjajah Tanah Melayu suatu masa dahulu.
Beliau terkejut kerana tulisan jawi sudah tidak lagi digunakan secara meluas di negara kita, sedangkan semasa beliau bertugas di negara kita sepanjang sekitar tahun 40-50an, tulisan jawi digunakan secara meluas.
Bahkan beliau sendiri boleh mengingati beberapa huruf arab/jawi.
Sepanjang pemerhatian saya, kebanyakan warga emas di Malaysia lebih fasih membaca tulisan jawi berbanding tulisan rumi.
Mana tidaknya, itulah dia tulisan rasmi sewaktu mereka di bangku persekolahan.
Arwah abah saya sendiri, yang pernah menjadi salah seorang pegawai atasan Telekom, banyak mencatat di dalam jawi.
Arwah atuk saya, melanggan akhbar Utusan Melayu yang kini telah dipusarakan.
Bahkan, pemasyhuran kemerdekaan pada tahun 1957 turut ditulis di dalam tulisan jawi.
Itu belum ditelek lagi dokumen perjanjian perdagangan antara Raja-raja Melayu dengan pedagang dan penjajah Portugis, Belanda dan Inggeris lagi.
Ketika pendita Za'ba telah memberikan nafas baru kepada tulisan jawi dengan karya agungnya 'Rahsia Tulisan Jawi', agak malang kerana anak-anak didik penjajah berkulit sawa matang telah mentalkinkannya di dalam sistem pendidikan.
Permulaan kepada pengakhiran tulisan jawi, ialah selepas perlaksanaan Akta Bahasa 1963 ketika mana tulisan rumi telah dijadikan tulisan rasmi di dalam urusan kerajaan khususnya di dalam sistem pendidikan.
Apa yang berlaku di negara kita pada waktu tersebut ialah duplikasi sekularisasi daripada negara Turki, setelah kejatuhan khilafah Uthmaniyyah, antara keutamaan anak didik penjajah ketika itu ialah me'latin'kan tulisan Turki yang asalnya menggunakan huruf Arab.
Daripada wujudnya kelas jawi di sekolah rendah, akhirnya jawi terkubur di dalam buku teks subjek Pengajian Islam sahaja.
Kesannya, ialah generasi muda yang merangkak-rangkak membaca jawi dan yang sedihnya, menjejaskan 'kelancaran' bacaan al-Quran mereka.
Ya saya akui ada perdebatan akademik mengenai adakah tulisan jawi membantu bacaan al-Quran, akan tetapi itu bukan soal pokok yang ingin saya bincangkan di sini.
Di United Kingdom, saya rasa kagum dengan bagaimana orang-orang Pakistan dan India yang ramai bermigrasi di sini memelihara tulisan Urdu mereka supaya sama dengan tulisan Arab.
Anak-anak muda mereka masih lagi lancar menulis di dalam tulisan Urdu, walaupun bersekolah Inggeris, dan hidup pun gaya British.
Mereka masih mampu menerbitkan surat khabar di dalam tulisan Urdu di negara sekular ini, dan ianya dibaca secara meluas.
Pergilah sahaja ke masjid, atau ke kedai halal, anda akan dapat melihat tulisan Urdu.
Cuma alhamdulillah ketika pemerintahan Tun Abdullah dengan slogan Islam Hadharinya, beliau telah menggagaskan j-Qaf.
Pada peringkat awal, saya pun tidak tahu apakah yang dimaksudnya dengan j-Qaf.
Rupa-rupanya, ia adalah merupakan satu cubaan untuk menyuntik nafas baru di dalam subjek Jawi, Quran, Arab dan Fardhu Ain (singkatannya ialah j-Qaf).
Ramai rakan-rakan sepengajian saya di Mesir bekerja sebagai guru j-Qaf di sekolah kerajaan.
Ketepikan khilaf politik, didoakan agar usaha itu boleh mengembalikan kegemilangan tulisan jawi.
Dan tidak cukup dengan itu sahaja, generasi saya, iaitu generasi mak abah kepada anak-anak moden perlu sedari awal mendidik anak-anak kita dengan tulisan Arab.
Pendedahan awal akan memastikan mereka lancar membaca al-Quran apabila dewasa nanti.
Tulisan jawi bagi saya amat membantu penguasaan bahasa Arab dan al-Quran.
Justeru, ketika Pendita Za'ba telah berusaha merekaya tulisan jawi dengan karya 'Rahsia Tulisan Jawi'nya, maka janganlah kita menjadi generasi yang 'merahsiakan tulisan jawi di dalam pusaranya'.
- Artikel iluvislam.com
Best Blogger Tips
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts